Kemampuan membaca teks berbahasa Inggris sekali lagi menjadi tujuan utama dari beberapa lembaga pendidikan bahasa di komunitas kita. Dan sekali lagi anak-anak menjadi target pertama dalam meletakkan pondasi untuk membaca teks berbasa Inggris secara baik dan benar seperti I Can Read yang selars denan artinya “Saya Bisa Membaca.”
I Can Read (ICR) terbilang merupakan lembaga pendidikan bahasa Inggris baru di komunitas kita, berdiri sekitar 1 bulan yang lalu di Ruko Sentra Niaga, Puri Indah. Uniknya, mereka tidak bersedia disebut sebagai tempat kursus atau sekolah bahasa Inggris melainkan litaracy center. Hal tersebut disebabakan karena ICR mengajarkan seluruh aspek tentang Bahasa Inggris seperti verbal expression, reception, reading, comprehension, spelling, grammar and written expressin dimana semuanya akan mendukung siswa dalam meningkatkan kemampuannya dalam membaca dan menulis.
Terhitung sekitar 20 tahun, Tony Earnshaw dan Annabel Seargeant, keduanya merupakan pakar psikologi pendidikan dari Australia, melakukan penelitian dan eksperimen dalam mencari cara yang tepat dalam mengajar membaca dalam bahasa Inggris. Sampai akhirnya mereka menemukan sistem yang dinamakan dengan I Can Read.
“Mereka melakukan penelitian tersebut dengan mengambil orang-orang dislexia (ketidakmampuan dalam membaca) selama beberapa tahun dan ternyata berhasil. Sampai-sampai mereka dipercaya oleh Menteri Pendidikan Singapura untuk melatih guru-guru di 30 sekolah di Singapura,” kata Aulia Rachmat, Center Manager I Can Read.
Metode pendidikan ICR adalah dengan sistim fonetik atau suara yang sudah dikembangkan dari 26 suara menjadi 44 suara. “Di sini, anak-anak tidak kita ajarkan untuk menghafal huruf-huruf atau kata-kata dengan mengingat dan menyimpannya dalam otak. Mereka akan dibuat terbiasa dengan suara huruf-huruf bahasa Inggris seperti mereka mendengar suara huruf-huruf dalam bahasa Indonesia, ” jelas Aulia.
Target pasar ICR adalah anak-anak yang berumur diantara 3 sampai 12 tahun dengan beberapa tingkatan diantaranya adalah Little Learner, Thinking and Creative Skills, Preliminary Reading Programme, I Can Read Programme dan Advanced Writing and Exam Skills.
“Empat tingkatan pertama semuanya menekankan kepada kemampuan membaca dari setiap siswa. Mulai dari pengenalan sampai dengan teknis dan cara membaca bahasa Inggris. Setelah itu, mereka baru akan masuk dalam tingkatan yang lebih menekankan kepada kemampuan dalam menulis dan lainnya,” ungkap Aulia.
Fasilitas dan kelengkapan alat bantu belajar dan mengajar pun sudah disusun dengan tepat dan sistematis untuk setiap tingkatan program sesuai dengan tujuan dari masing-masing program. Buku-buku pelajaran disusun agar anak-anak didik dengan mudah untuk mempelajarinya seperti tanda untuk membedakan pengucapan huruf, intonasi, panjang pendeknya suara dan lain-lain.
Terbit di Adinfo, edisi 18, Juni 2005.